6 Masalah Pada Tanaman Hidroponik dan Cara Mengatasinya

Setiap system pasti memiliki masalahnya sendiri-sendiri, termasuk hidroponik. Berikut beberapa sumber masalah yang sering muncul pada tanaman hidroponik, serta bagaimana cara mencegahnya.

Mencegah lebih dini masalah yang mungkin muncul pada tanaman hidroponik merupakan langkah jitu, karena hal itu akan mengurangi munculnya kerepotan kelak dikemudian hari.

Masalah tanaman hidroponik dan cara mengatasinya

Masalah yang sering muncul pada tanaman hidroponik

#1. Pasokan listrik

Seperti manusia tanaman juga perlu istirahat. Tanaman butuh istirahat sekitar 7—8 jam dalam sehari semalam. Selama waktu tersebut, tanaman tidak menyerap unsur hara. Namun, media tanam harus tetap dijaga kelembabannya agar akar tanaman tidak kering atau rusak. Akar yang kering atau rusak akan menyebabkan tanaman layu dan mati.

Untuk itu pada malam hari pompa air harus dihidupkan agar tetap dapat mengalirkan air nutrisi. Bagaimana jika listrik mati ? Tentu saja aliran nutrisi akan terhenti.

Untuk mengatasinya perlu disediakan genset sebagai cadangan jika listrik mati. Alternatif lainnya adalah menggunakan rockwool dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 3 cm. Air nutrisi yang tersisa di rockwool dapat membuat sayuran bertahan 2—3 jam ketika pompa mati.

#2. Kerusakan daun 

Curah hujan dengan suhu rendah membuat tigkat kelembaban tinggi dan dapat mengundang tumbuhnya jamur atau cendawan. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan menutup atau memberi naungan plastik.

#3. Konsentrasi larutan berubah

Hujan mengubah konsentrasi larutan nutrisi. Air hujan mengandung asam. Jika air hujan masuk ke tangki, pekebun harus membuang semua larutan dan membuat larutan yang baru. Jika tidak, kandungan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan sayuran untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pasanglah kran penutup aliran air hujan di saluran pembuangan. Saat hujan turun, kran ini dibuka sehingga air hujan terbuang keluar, sedangkan pipa yang mengalirkan larutan nutrisi ke bak tangki ditutup.

#4. Pasokan air

Tanaman hidroponik memerlukan pasokan air yang sesuai aturan. Idealnya adalah debit air 1—2 liter/menit. Misalnya dengan menggunakan pompa dengan kekuatan 3/4 HP atau sekitar 500 watt untuk areal tanaman seluas 270 m2.

Baca juga : 5 Tanaman Terbaik Untuk Sistem Hidroponik

#5. Tumbuh lumut 

Seiring berjalannya waktu tanaman pengganggu seperti lumut dapat tumbuh misalnya pada selang plastik.

Cara membersihkan lumut yang mudah adalah  merendam selang plastik ke dalam air panas, lalu menambahkan satu sendok makan pemutih per galon sebagai pembersih. Selanjutnya, jalankan seperti biasanya (setelah perendaman) jika menggunakan sistem NFT. Hal tersebut untuk membersihkan lumut  yang tumbuh di dalam selang yang sulit dijamah.

Cara  lainnya, rendam selang plastik dalam larutan pemutih, lalu bilas secara menyeluruh, keringkan, dan simpan untuk pemakaian berikutnya.

Baca juga : Mau Bercocok Tanam Secara Hidroponik, Pahami Dulu Kelebihan dan Kekurangannya

#6. Sumber air

Di kota besar atau di pemukiman, sering kali air ledeng merupakan sumber air utama untuk keluarga. Sedangkan air dari pabrik pengolahan sering mengandung klorin dan bahan kimia lainnya. Zat aditif dan senyawa tidak alami lainnya dalam air ledeng dapat mencemari larutan nutrisi tanaman.

Untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pemasangan sistem penyaringan atau beli peralatan saringan untuk memurnikan air.

Komentar